Senin, 20 November 2017

Tips Menjadi Public Relation yang Baik

Hasil gambar untuk Tips Humas

konsultan pr jakarta - Di antara demikian banyak momen yang terjadi di Indonesia selama th. lalu, peristiwa satu ini dapat dipandang jadi yang paling mengagetkan untuk dunia kehumasan. Seseorangpublic relations officer sebuah mal elit di Jakarta memberi pernyataan kontroversial sekitar peristiwa bunuh diri yang dilakukan seseorang pria di tempatnya bekerja. Alih-alih berempati dan melemparkan kalimat yang menentramkan, ia malah dengan gamblang menyesalkan peristiwa itu dan menyalahkan sang aktor yang memilih tempat mal itu untuk menggerakkan aksinya.

Pernyataan kontroversial dan dipandang tidak peka ini jadi besar dan disayangkan oleh beragam pihak. Umumnya berasumsi kalau komentar bernada sarkastik itu tidak layak dilayangkan oleh seseorang public relations, yang notabene mewakili citra perusahaan yang kebetulan ikut serta dalam peristiwa itu. Akhirnya, orang-orang mulai mempertanyakan kompetensi sang PR yang dinilai melakukan tindakan gegabah dalam hadapi krisis yang tengah menempa perusahaannya. Kematangan berfikir, kecermatan membuat kalimat, dan cara komunikasi yang baik nampaknya tidak dipraktekkan oleh si public relation officer ketika hadapi media.

Public relations, meskipun sering disamakan dengan humas, tetapi memiliki ketidaksamaan dalam gambaran pekerjaannya. Pekerjaan seseorang PR nyatanya tambah lebih luas dari sebatas bertemu dengan client maupun media. Menurut Edward L. Berneys dalam bukunya yang berjudul Public Relations, seseorang PR memiliki tiga peranan yakni : jadi pemberi info pada umum, dengan persuasif jadi pengubah sikap dan perilaku umum pada instansi/perusahaan untuk kebutuhan ke-2 belah pihak, dan jadi pengintegrasi pada sikap dan perbuatan instansi dengan sikap umum dan sebaliknya. Dasarnya seseorang PR bertanggungjawab membina dan melindungi hubungan baik dengan umum hingga terwujud suatu citra positif mengenai perusahaan.

Untuk menjangkau semua maksud itu, seseorang public relations harus memiliki kekuatan komunikasi yang mumpuni. Ada lima unsur dalam sistem komunikasi yang perlu dikuasai : source/communicator (orang sebagai sumber, dapat petinggi yang berwenang/dianya) ; message (pesan yang juga akan di sampaikan) ; channel (media/fasilitas penyampaian pesan), tujuan audience (grup penerima pesan) ; dan effect (efek yang terjadi pada diri komunikan setelah terima pesan).

Dalam masalah di atas, rupanya public relations officer itu tidak pikirkan tujuan audience (keluarga korban dan orang-orang) dan efek pernyataannya pada umum.

Kekeliruan yang dilakukan seseorang PR dapat berbuah malapetaka untuk image perusahaan. Pernyataan yang di keluarkan PR dipandang mewakili sikap perusahaan pada suatu keadaan/hal. Oleh karenanya penyampaiannya pun harus tepat dengan memprioritaskan beberapa segi mutual understanding pada ke-2 belah pihak.

Sebelumnya menghakimi dan melabeli seseorang PR dengan sebutan baik atau jelek, sebaiknya ketahui apa-apa saja yang diperlukan untuk jadi seseorang good PR seperti disarikan dari sebuah resume yang ditulis oleh Daniel Buana berikut ini :

1. Kekuatan berkomunikasi. 

Dan ini tidak terbatas pada komunikasi verbal tetapi juga tulisan bahkan juga visual. Seseorang PR harus fasih berkomunikasi dalam beragam type media, misalnya saat presentasi, wawancara, dialog, buat berita/artikel/press release, dan beda sebagainya. Maksudnya adalah untuk menggerakkan peranannya jadi penyampai info atau komunikator. Ia harus tahu bagaimana memperlakukan media sesuai sama karakter, tujuan audience, dan efek yang juga akan hasilkan pada komunikan (penerima pesan).

2. Kekuatan manajerial/kepemimpinan. 

Hal semacam ini penting untuk menterjemahkan misi serta visi dari manajemen teratas. Ia harus tahu seluk beluk perusahaan, tahu perilaku dan memerhatikan customer, karyawan dan grup beda yang mempunyai urusan dengan tugasnya jadi penghubung. Sering PR ditempatkan pada kondisi krisis yang memerlukan tanggapan cepat dan tepat. Diperlukan kematangan berfikir dan kecepatan melakukan tindakan untuk dapat meng-handle kondisi dengan tenang dan menawan. Jiwa leadership juga diperlukan untuk melakukan koordinasi antar pihak-pihak yang berkaitan.

3. Kekuatan bergaul dan membina rekanan. 

Fleksibilitas dalam hadapi beragam type kepribadian dan kekuatan berhubungan dengan beberapa orang dari beragam tingkatan. Termasuk memakai networking untuk memperoleh info yang diperlukan seperti seseorang detektif. Kepandaian bergaul penting juga untuk membuat opini positif pada perusahaan hingga terwujud hubungan sama-sama yakin. Diperlukan beberapa orang dengan type kepribadian extrovert untuk dapat menggerakkan pekerjaan ini.

4. Kepribadian yang jujur dan kredibel. 

Seseorang PR sebaiknya orang yang dapat diakui. Apa yang dikatakannya harus didasari oleh kenyataan dan bukan hanya pemanis untuk menambah popularitas perusahaannya. Info yang didapatkan harus akurat dan cukup penting untuk di ketahui orang-orang. Diluar itu, dalam menggerakkan tugasnya ia harus mematuhi norma dan menjunjung tinggi moralitas. Meskipun tugasnya adalah melindungi image perusahaannya tetaplah positif di mata umum, tetapi tidak lalu buat PR merasa memiliki hak menjatuhkan pihak beda yang berseberangan dengannya. Semestinya PR buat pernyataan yang netral, objektif, simpatik, dan memerhatikan nilai-nilai kemanusiaan.

5. Kreatif dan kaya inspirasi. 

Memiliki pikiran yang luas dengan kekuatan berfikir kreatif dan gawat sangat diperlukan terlebih untuk hadapi beragam problem yang memerlukan alternatif-alternatif penyelesaian. Seseorang PR harus juga pintar membaca kesempatan dan lihat celah di mana ia dapat tingkatkan kelebihan perusahaannya dimuka umum. Kekuatan membuat kiat baru untuk memperluas hubungan pada perusahaan dengan umum pun jadi sebuah persyaratan yang penting untuk dipunyai oleh seseorang PR

Lihat juga : konsultan public relations

Related Articles

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.